Pages

Thursday, November 8, 2012

Resensi Buku Rumah Kopi Singa Tertawa




Oleh: Michael Reily



Pengarang: Yusi Avianto Pareanom
Penerbit: Banana
Dimensi: 14 cm, 172 hlm
Terbit: Desember 2011

Saya tertawa setiap selesai membaca satu cerita pendek dalam buku ini. Yusi Avianto Pareanom dapat menyulap latar tragedi yang berakhir tragedi menjadi sebuah komedi. Untuk cerita yang latarnya komedi, silakan tertawa terbahak-bahak. Total 18 cerita pendek yang tidak saling terkait menceritakan tentang kontroversi yang bersifat kontradiktif dalam hidup ini. Kontroversi yang dekat dengan kita, ada di lingkungan sekitar kita. Fakta bahwa kehidupan manusia tidak mudah diprediksi dan bagaimana Yusi membuat cerita fiksi menjadi hal yang tidak mudah diprediksi.

Ekspektasi saya dihancurkan, tetapi bukan hanya itu, ekspektasi tokoh dalam cerita itu pun dipermainkan. Para tokoh di dalam cerita yang dibuatnya sama sekali tidak memegang kendali atas ceritanya. Yusi mutlak memegang kendali setiap tokoh dan jalan cerita yang dijalaninya. Hal yang ingin saya sorot adalah bagaimana ketika saya mulai menikmati satu bacaan, otak saya kemudian memikirkan gebrakan apa yang akan dilakukan Yusi. Hal itu membuat saya berpikir bahwa membaca adalah satu cara mengembangkan imajinasi ke tingkat paling kreatif dan imajinasi tersebut membentuk karakter seseorang.

Seperti dalam cerita pendek yang berjudul ‘Cara-cara Mati yang Kurang Aduhai’. Cerita tersebut dimulai dengan daftar santapan terakhir seorang terpidana mati. Yusi, dalam cerita pendek tersebut, mengajak pembaca untuk menertawakan kematian. Yusi melihat kematian bukan sebagai sesuatu yang menyedihkan dan menyarankan pembaca agar tetap tertawa biarpun nasib berada dalam suka dan duka. Dalam cerita-cerita lainnya juga Yusi menyadarkan saya agar tidak menyepelekan hal-hal mustahil. Setiap hal mempunyai potensi terjadi yang tinggi di sekitar kita. Jadi, jangan takut bermimpi.

Yusi Avianto Pareanom menggunakan bahasa yang tidak kaku tetapi terorganisasi dengan baik. Koordinasi antarkata dalam sebuah kalimat menyebabkan permainan pikiran yang canggih. Buku ini memperkenankan Yusi membuat sebuah ‘kemungkinan’ menjadi sebuah ‘kebetulan. Sebuah buku yang harus dibaca untuk mahasiswa dan orang kantoran yang mulai membentuk pola institusionalisasi dalam hidup. Buku ini menjadi pengingat agar tetap bermain.

0 comments:

Post a Comment